Mertua VS Menantu

 




Gambar ini memiliki atribut alt kosong; nama filenya adalah konflik.jpg

Assalamuallikum Teman Teman Blogger

Sebelumnya saya ingin mengucapkan Selamat Lebaran Mohon Maaf Lahir dan Batin , gimana kabar kalian selama PSBB ? Masih #stayathome kan yaa ?

Nah kali ini aku amu cerita sedikit pengalaman tentang kehidupan pribadi saya sendiri. Kebetulan saya masih tinggal di rumah mertua, bukan karena ga mau ngontrak atau beli rumah ( kalau ini belum mampu, semoga Allah mampukan yaaa aamiin) tetapi dikarenakan suami saya adalah anak laki laki satu satunya. Suami saya hanya 2 bersaudara kakak perempuan dan suami saya sendiri. Nahh dalam biasanya dalam adat maupun agama Islam anak laki laki lah yang bertanggung jawab terhadap Ibunya, Istrinya, Anaknya, Saudara perempuannya dan keponakannya.

Dan secara otomatis saya harus ikhlas tinggal dirumah mertua, padahal pengen banget lohh rumah tangga dari awal banget yang ngerasain nyicil beli panci, nyicil beli sikat kamar mandi , nyicil beli piring dan pengen banget lah mandiri. Sedangkan dirumah mertua sudah ada semua pastinya donkkk. Tetapi ada beberapa pertimbangan yang akhirnya saya harus dengan ikhlas dan mau ga mau tinggal dan hidup dirumah mertua.

Tapi tahukah kalian setelah saya berada hampir 3bulan dirumah karena masa Social Distancing ada beberapa konflik sama Mertua. Yaaa ada aja deh sepele perihal naro bumbu pecel ibu Mertua lupa naro dimana, perihal pemilihan masak mau ayam gorang atau rendang daging, perihal mau kepasar kapan buat prepared lebaran.

Ternyata Mertua dan Menantu memang selalu ada jurang. Entah jurang apa yang membuat Mertua dan Menantu bisa ga akur. Sampai saat ini kita sebagai Menantu itu ga pernah tahu dan ga pernah bisa memecahkan permasalahan itu. Sekedar info ibu Mertua saya mengalami katarak pada matanya, jadi banyak hal benda benda yang dicari padahal ada didepan mata tetapi tidak terlihat. Saya sebenernya memaklumi tetapi terkadang ibu Mertua saya suka ngeyel naro barangnya disini ( nunjuk suatu tempat padahal sudah dipindahkan dan lupa ) dan itu sering kali kejadian menyalahkan saya.

Saya juga sadar saya berada dirumah mertua berarti saya dikasih kesempatan sama Sang Pencipta untuk mecari pahala dengan membantu pekerjaan yang ada disini. Tetapi ada hal yang yang terkadang bikin saya mengelus dada contohnya saya yang setiap hari membantu ibu Mertua saya tetapi tidak pernah terlihat, justru kakak perempuan saya yang tinggal jauh yang selalu diingat dan diperhatikan. Giliran saya butuh refresh untuk sekedar keluar rumah menemui keponakan atau saudara saya saat pulang nanti saya di betein deh sampe rumah hehehe.

Mungkin kalau kita Menantu dan Mertua mau sama sama membuka hati untuk saling menerima mungkin kejadiannya ga akan ada tuh Mertua VS Menantu. Sang Ibu Mertua mau membuka dan menyayangi seorang menantu sebagai anak sendiri begitu juga saya sebagai Menantu sudah berusaha mencintai dan menyayangi seperti orag tua saya sendiri tetap saja saya ga pernah diterima dengan baik.

Buat teman teman yang akan menikahi dan mengalamin hal yang sama jika situasinya bisa hidup misah tanpa harus tinggal dan hidup bareng mertua lakukan. Karena dengan misah kita bisa benar benar merasakan dan benar benar harus belajar mengatur dan mengurus rumah tangga kalian sendiri. Dan semoga yang saya alami tidak terjadi juga dengan kalian.

Saya menulis pengalaman saya ini bukan berarti untuk memprovokatorin teman teman atau membuat kegaduan karena pengalaman saya ini, tetapi saya hanya ingin menuangkan apa yang saya rasakan dan semoga pengalaman saya bisa menjadi pelajaran berharga buat kalian semua agar menjadi lebih baik lagi.

Stay Healthy dan StayatHome yaaa temans temans.

Wassalamuallaikum


<script data-ad-client="ca-pub-6951731418907058" async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>


Komentar